Teknologi Konstruksi Lebih Efisien
Proses konstruksi bangunan seperti gedung, hunian hingga infrastruktur kerap menghadapi kendala lapangan dalam proses pekerjaanya. Kendala itu bisa timbul dari berbagai aspek, dari mulai alam, geografis hingga masalah teknis.
Kendala-kendala itu, salah satunya bisa di atasi dengan memanfaatkan teknologi building information modeling (BIM).
Direktur SDM, pengembangan sistem dan legal waskita, Ratna ningrun mengatakan, BIM adalaah sebuah platform digital yang tepat mengidentifikasi potensi kendala teknis pada sebuah proyek secara holistik sejak tahap perancangan (critical stage) hingga teknis penyelesaian proyek.
Teknologi BIM
Teknologi BIM, lanjut dia, juga sebagai salah satu tools untuk meminimalisir potensi kendala dalam pekerjaan konstruksi.
“Dengan memanfaatkan teknologi BIM, pekerjaan konstruksi dapat di kerjakan menjadi sangat cepat, efisien, hemat serta menghasilkan kualitas yang baik,” ucap ratna.
Bagaimana Cara Kerjanya
Teknologi BIM ini bekerja dengan melakukan proses digital construction, dengan melakukan pemodelan 3D yang di dapat dari pemodelan menggunakan BIM tools dan digital survey seperti lidar, laserscan dan fotogrametri.
Model 3D dan hasil digital survey merupakan proses produksi informasi yang efektif dan efisien. Dengan produktifitas serta akurasi yang tinggi dalam memberikan informasi untuk banyak proses seperti ,perhitungan volume galian/timbunan, progres pekerjaan, analisis, AI, data VR dan 3D printing.
Data yang diperoleh akan digunakan untuk menyusun perencanaan konstruksi yang baik. Tujuannya adalah untuk memnimilaisir kegagalan konstruksi hingga gangguan lain saat proses konstruksi nantinya.
Saat ini Teknologi BIM Waskita sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP) terkait volume pekerjaan sebagai pembanding terhadap perhitungan volume secara manual untuk pekerjaan utama sehingga bisa memastikan pekerjaan memiliki informasi pembanding sebagai rujukan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian.
Integrasi BIM – ERP
“Integrasi BIM – ERP ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime,” kata Ratna.
Waskita berkomitmen untuk menjamin kualitas konstruksi sejumlah proyek, contohnya pada proyek bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Waskita mampu menjadikan bendungan sebagai fungsinya yaitu dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia. Mulai dari penyedia air baku sebagai air minum, irigasi, pembangkit listrik, pengendali banjir serta pengembangan sektor pariwisata.
Seluruh bendungan tersebut telah meng-implementasikan teknologi BIM sehingga perseroan optimistis dapat menyelesaikan beberapa proyek bendungan. Pada 2023 hingga 2024 agar dapat segera berfungsi dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Penerapan teknologi BMI ini di ulas dalam di skusi pada ajang Teknik Sipil Internasional, Civil Expo ITS 2023. Topik yang di bahas yaitu mengenai “Pemanfaatan Building Information Modeling (BIM): Teknologi Berkelanjutan untuk Pembangunan Infrastruktur di Indonesia”.
Tujuan seminar ini untuk memahami betapa pentingnya konstruksi digital berkelanjutan untuk menciptakan inovasi terobosan di era baru.